Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Republik Indonesia bekerjasama dengan Universitas Simalungun (USI) menggelar Sosialisasi Kode Etik Penyelenggara Pemilu yang dilaksanakan di Auditorium Brigjend. Radjamin Poerba, SH – Kampus USI Rabu, 9 September 2015 yang diikuti oleh 23 KPUD dan Panwaslih Se- Sumatera Utara dan elemen-elemen masyarakat serta sivitas akademika Universitas Simalungun.
Sekretariat Jenderal DKPP-RI Gunawan Suswantoro, dalam laporannya menerangkan bahwa dalam kegiatan ini, pihaknya menggandeng Universitas Simalungun untuk menyelenggarakan Sosialisasi serta mengundang jajaran KPUD dan jajaran Panwas serta para pasangan calon (paslon) kepala daerah, akademisi, tokoh masyarakat, ormas, LSM serta media massa. Sosialisasi kode etik itu digelar mengingat di Provinsi Sumatera Utara merupakan daerah urutan kedua tertinggi dalam hal laporan pengaduan (LP) pada pelaksanaan Pemilu di Indonesia tahun 2014 yang lalu, setelah provinsi Papua. Begitu banyaknya pengaduan dari Sumut. Untuk menghindari adanya pengaduan atau meminimalisasi, DKPP jauh-jauh hari mengantisipasinya.
Acara ini merupakan salah satu upaya DKPP untuk mewujudkan Pemilu/Pilkada yang berintegritas. Sosialisasi kode etik di Sumut ini, terang dia, juga dilakukan di provinsi-provinsi yang akan menggelar Pilkada serentak 2015. “Dengan acara ini, DKPP berharap tidak akan ada lagi pengaduan kode etik dari Sumut, minimal bisa mengurangi,” tutur Gunawan.
Rektor Prof. Dr. Marihot Manullang dalam sambutannya, mengucapkan selamat datang di kampus USI kepada Prof. Jimly Ashiddiqie, SH, Prof. Dr. Anna Erliyana, Pdt. Saut Hamonangan Sirait (Komisioner DKPP), Husni Kamil Manik, S.P (Ketua KPU), Daniel Zuchron (Bawaslu), dan Tengku Erry Nuradi (Plt. Gubernur Sumatera Utara). Lebih jauh, disampaikan bahwa USI menyambut baik kegiatan ini dan menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi Universitas Simalungun, karena dapat bekerjasama dengan DKPP-RI. ”Dengan diadakannya sosialisasi yang dihadiri oleh tokoh-tokoh nasional, tentunya memberikan arti tersendiri bagi USI serta memberikan dampak positif kepada masyarakat. Kami berharap kerjasama seperti ini bisa berjalan lebih baik kedepannya. Dengan terselenggaranya acara ini diharapkan dapat memberikan pemahaman terhadap etika pemilu sekaligus meminimalisir pelanggaran tahapan pemilu dalam rangka mewujudkan visi pembangunan bangsa melalui peningkatan kualitas demokrasi khususnya dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum” ujar rektor
Dalam ceramahnya, Ketua DKPP Jimly Ashiddiqie mengatakan bahwa Sumatera Utara dan Papua yang paling banyak masalah pillkadanya. ”Jawa Tengah yang paling sedikit dan Sumut dan Papua yang paling banyak masalahnya. Ada kemungkinan dua masalahnya, karena memang kualitas penyelenggaranya harus ditingkatkan atau yang kedua karena masyarakat Sumatera Utara aktif dan agresif unntuk memperjuangkan keadilan. Saya sendiri tak tahu jawabannya, apakah yang pertama atau yang kedua,” terang Jimly.
Kemudian kata Jimly, Sumatera Utara sudah layak untuk dijdikan sebagai laboraturium dalam rangka berintegritas. ”Kita sudah mempunyai tempat yang paling baik untuk dijadikan laboraturium dalam rangka Pilkada berintegritas. Itulah motivasi kami menyelenggarakan acara ini karena kita belajar dari Pemilu 2014 lalu. Mudah-mudahan Pilkada di 23 Kabupaten/Kota di Sumatera Utara ini lancar dan lebih baik,” ujarnya dan disambut tepuk tangan para undangan.
Lantas untuk itu, harap Jimly semua peserta dan penyelenggara pilkada untuk lebih meningkatkan integritasnya. ” Inikan tak cukup hanya integritas penyelenggaranya, tapi peserta dan masyarakatnya juga agar lebih meningkatkan integritasnya. Agar kualitas pilkadanya nantinya ke depan dapat terjaga danlebih baik,”pesannya.
Sementara Ketua KPU RI Husni Kamil Manik, S.P, mengungkapkan bahwa karakter masyarakat Sumatera Utara dikenal sangat keras, akan tetapi berpikir realistis dan lembut. ”Walau pun orang Batak dikenal keras, tapi janganlah dipakai kerasnya untuk mengerjai penyelenggaranya. Kalau kami salah kami, kan boleh dikoreksi,” ujar Husni.
Husni berpesan kepada masyarakat dalam menjatuhkan pilihannya pada 9 Desember 2015 agar sesuai dengan pilihanya. Karena hasil pilihan itu akan menjadi pemimpin ke depan yang dapat mengayomi. ”Kepada masyarakat diminta untuk menjatuhkan pilihannya sesuai dengan yang pantas untuk dipilihnya. Karena pemimpin itu nantinya akan menjadi harapan kita, dan juga kita menempuhkan harapan yang besar kepada pemimpin kita,” pinta Husni.
Sementara Pimpinan Bawaslu RI Daniel Zuchron, mengatakan pelaksanaan pesta demokrasi di Indonesia sudah pada tahap kesempurnaan. Namun, ia menjelaskan bahwa Sumatera Utara, khususnya Siantar-Simalungun, merupakan barometer suksesnya pemilihan diIndonesia. ”Secara kuantitas menjadi daerah terbanyak yang akan melakukan pilkada serentak. Dan, secara kualitas bahwa Sumatera Utara kami dengar memiliki persoalan pemilihan umum yang sangat dinamis. Kami dari Bawaslu senang mendengar ini dan mudah-mudahan betul-betul berjalan sesuai prinsip dan demokrasi,” ujarnya.
Sementara Plt. Gubernur Sumatera Utara, H. Tengku Erry Nuradi dalam sosialisasi etika pemilu ini menyebutkan bahwa acara yang dilakukan merupakan sebuah kehormatan untuk Sumatera Utara, khususnya daerah Siantar-Simalungun. Mengingat Sumatera Utara sebagai daerah terbanyak dengan 23 Kabupaten/Kota yang akan melaksanakan pilkada serentak. ”Bagi kami, acara yang singkat ini bentuk dukungan yang sangat penting karena setiap tahapan rentan terhadap terjadinya masalah, tapi kami yakin, masyarakat Sumatera Utara adalah masyarakat yang cerdas, dimana perbedaan politik adalah hal yang biasa,”ujarnya.
Kata Tengku Erry, yang utama untuk masyarakat Sumatera Utara adalah persatuan dan kesatuan. Dia berharap dengan adanya kegiatan ini dapat meminimalisir pelanggaran sehingga tidak sampai ketingkat DKPP dan semua penyelenggara pemilu mentaati kode etik. “Kita tidak mau pengalaman yang lalu terulang dibeberapa daerah, dimana komisioner terbukti melanggar kode etik sehingga ada yang diberhentikan dan peringatan yang keras. Tentu ini menjadi peringatan bagi kita semua. Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan penyelenggara pemilu punya kemandirian,”jelasnya .
Tengku Erry memaparkan, di Sumatera Utara ada 23 Kabupaten/Kota yang akan melaksanakan Pilkada dan tahapan pilkada sudah dilaksanakan. Pada pendaftaran Pilkada terdapat 88 Pasangan Calon yang mendaftarkan dan setelah melalui proses Verifikasi, yang diterima 82 Pasangan. Berdasarkan penetapan KPUD hanya 73 pasangan yang ditetapkan, dimana 56 dari pasangan Partai Politik dan 17 Paslon perseorangan. “Namun masih ada beberapa daerah yang masih mengajukan keberatan terkait dengan sengketa administrasi seperti Pematangsiantar dan Simalungun,” ungkapnya.
Disela-sela acara, Rektor USI didampingi Wakil Rektor dan Pengurus Yayasan USI menyematkan hio pamotting kepada para tamu, dan acara tersebut para tamu disambut dengan Dihar (silat Simalungun) dan tor-tor somba yang dibawakan oleh mahasiswa dan mahasiswi Universitas Simalungun (Humas)