Sebagai sebagai hamba Tuhan, manusia wajib berikhtiar untuk berusaha memperbaiki taraf hidup sebaik mungkin agar dapat merasakan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak, dimana salah satu upaya tersebut dengan memperingati Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
Bulan Rajab sebagai salah satu bulan yang didalamnya terdapat sebuah peristiwa yang sangat besar bagi umat Islam, dimana bulan tersebut Rasulullah SAW di Israjkan dan di Mij’rajkan oleh Allah SWT yang memang semata-mata di Isra’kan oleh Allah dalam waktu yang sesingkat-singkatnya untuk menguji iman para sahabat, pada masa ini dan masa yang akan datang. Bagi orang yang mempunyai iman sempurna akan bertambah imannya, tetapi bagi orang yang imannya rapuh akan berpaling dan tidak percaya dengan peristiwa tersebut.
Secara logika berpikir, perjalanan itu tidak mungkin bisa terjadi begitu singkatnya, tetapi kalau yang maha kuasa berkehendak terjadi pasti terjadi (qun faya qun) demikian pidato pembukaan Rektor USI pada perayaan Isra’ Mi’raj Keluarga Besar USI di auditorium Radjamin Poerba, Kamis, 21 Mei 2015 yang dilaksanakan oleh PHBI Keluarga Besar USI dan IMI FKIP USI.
Lebih Jauh Prof. Dr. Marihot Manullang mengajak kepada seluruh hadirin untuk merenung sejenak tentang perkembangan teknologi pada saat ini. Contoh sederhana, pada saat teknologi belum berkembang, hanya untuk mengirim surat, bisa memerlukan waktu yang begitu lama, tetapi pada saat ini pengiriman itu, seperti surat elektronik (email) hanya memerlukan waktu detik. Dengan contoh yang ada, dengan demikian Tuhan menunjukkan kebesarannya, dan mewajibkan kepada kita belajar untuk menjawab dan menguak apa-apa yang telah dicontohkannya.
Bulan Mei 2015 ini, kita baru saja memperingati 2 peristiwa besar yakni 2 Mei sebagai hari Pendidikan Nasional dan 20 Mei Hari Kebangkitan Nasional. Tanggal 2 Mei adalah lahirnya tokoh pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara, dimana beliau memperjuangkan pendidikan bagi bangsa Indonesia dijaman penjajahan belanda yang mengakibatkan beliau diasingkan ke Belanda. Ki Hajar Dewantara mengajak untuk menyelamatkan generasi muda Indonesia dengan cara meningkatkan mutu pendidikan Indonesia dan melalui Hari Pendidikan Nasional kita kobarkan semangat memperjuangkan pendidikan Indonesia.
Masih kata Prof. Marihot, dalam sambutannya menyatakan sejarah Budi Utomo, organisasi yang berdiri tahun 1908 tanggal 20 Mei, pendiri utama organisasi ini yang diikuti dengan kemunculan organisasi-organisasi di awal kebangkitan nasional, maka setelahnya muncul lagi peristiwa penting lainnya yang menunjukkan rasa nasionalisme mulai mengakar, seperti adanya sumpah pemuda, sedangkan makna kebangkitan nasional sendiri dimasa kini dapat diartikan, bersatunya kita semua untuk melawan segala keburukan yang saat ini sudah menjalar di negara Indonesia tercinta.
Relevan dengan peringatan Isra’ dan Mi’raj yang kita laksanakan hari ini, bahwa kita dituntut untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan mencontoh/mempertahankan keteladanan. Untuk itu, peringatan ini, jangan diartikan sebagai kegiatan eutinitas, tetapi kita semua agar mau mencamkan apa-apa yang terkandung di dalamnya dan tidak rutinitas semata.
Diakhir pidatonya, beliau mengajak kepada semua civitas akademika untuk mengisi bulan Ramadhan tahun ini dengan berbagai kegiatan kerohaniaan yang dapat dikemas dalam kegiatan kreatif melalui Ramadhan Fair Unviversitas Simalungun.
Sedangkan Drs. Salmon Sinaga, Ketua Pengurus Yayasan USI dalam sambutannya menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada panitia atas terlaksananya kegiatan ini. Yayasan USI menyambut baik kegiatan ini, karena di Universitas Simalungun telah terbangun dengan baik Pluralisme dan Ke Bhinnekaan. Pada kesempatan tersebut, beliau mengajak kepada adik-adik SMA yang turut hadir dalam kegiatan tersebut untuk melanjutkan pendidikan di USI.
Paparan tentang makna Isra’ dan Mi’raj yang disampaikan mubalig Drs. H. Gazali Saragih, S.Ag, menekankan 3 hal penting, bagaimana hal tersebut kita bisa maknai antara lain Pengetahuan, Keteladanan dan Implementasi antara pengetahuan dan keteladanan. Selanjutnya Mubalig yang diundang panitia dari Tebing Tinggi menyampaikan upaya penyerahan diri kepada Allah SAW melalui ibadah yang dilakukan. Beliau berpesan dengan diadakannya perayaan ini akan meningkatkan ibadah mahasiswa Universitas Simalungun untuk menjadi mahasiswa yang dapat diteladani.
Sementara itu, Andrian Syahputra selaku Ketua Panitia menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung acara ini. Dan berharap nilai-nilai perayaan dapat dimanfaatkan, dan mengajak semua mahasiswa untuk memperbaiki sholat. Diakhir sambutannya, mahasiswa semester VI program studi Manajemen Fakultas Ekonomi berpesan, andai hujan adalah kesusahan, dan kesenangan adalah matahari, maka kita membutuhkan keduanya untuk bisa melihat pelangi. Sebelum jauh-jauh memperbaiki diri, sebelum jauh-jauh mencari solusi untuk permasalahan yang kita hadapi, nomor satu yang harus kita perbaiki adalah sholat.
Acara Isra’ Mij’ra diisi dengan berbagai hiburan yang berbau islami diantaranya pementasan teater kosong satu yang dapat menghipnotis seluruh peserta serta masing-masing fakultas.
Diakhir acara, dilangsungkan juga pemberian bantuan kepada anak yatim, yang diserahkan oleh panitia, rektor, pengurus dan undangan yang turut hadir. (Humas-USI/ulms).